Deskriptifalat penyaring udaraAlat ini terdiri dari dua konsep, (1) penyaringan melalui membran dan ke (2) menggunakan larutan zeolite.Asap masuk melalui pi
Unduh PDF Unduh PDF Mendengarkan lagu atau siaran podcast kesayangan membuat proses pembuatan rekaman audio berkualitas tinggi tampak mudah. Padahal, tanpa peralatan dan teknik yang tepat, hal ini tidaklah gampang Anda bisa mencoba sendiri. Untungnya, salah satu alat penting dalam proses rekaman — penyaring suara — bisa dengan mudah dibuat menggunakan peralatan rumah tangga. Dengan penyaring suara baru, Anda dapat menyingkirkan suara “letupan” dalam proses rekaman yang biasanya berasal dari pengucapan huruf “P” dan “B”.[1] 1Bengkokkan kawat gantungan baju hingga membentuk lingkaran. Tarik bagian “bawah” dari gantungan baju yang berbentuk segitiga seperti sedang menarik panah dari sebuah busur. Anda kini akan memiliki kawat dengan bentuk persegi yang kasar. 2 Terus tarik bagian-bagian yang masih rata supaya bentuknya lebih bundar — meskipun tidak harus bundar Anda kesulitan membengkokkan kawat, gunakan sebuah tang untuk bisa mendapatkan pegangan yang lebih kokoh. Jika Anda memiliki ragum, gunakan benda tersebut untuk menjepit salah satu sisi gantungan baju dan menariknya ke sisi yang berlawanan. 3Pasang sebuah kain ketat atau pantyhose ke lingkaran tersebut. Tarik mereka sekencang mungkin untuk mendapatkan bentuk yang rata seperti permukaan drum. Kaitkan ujung sisa kain di seputar kawat. Gunakanlah selotip atau karet gelang untuk menahan sisa kain tersebut dan menjaga bagian tengahnya tetap kencang. 4 Posisikan penyaring tepat di depan mikrofon. Pasang benda tersebut sekitar 3-5 cm dari mikrofon. Penyaring tidak boleh bersentuhan dengan mikrofon.[2] Penyaring harus berada di antara mulut dan kepala mikrofon saat Anda merekam sesuatu. Tidak ada cara “baku” untuk melakukan hal ini — cara apa pun yang bisa membuat penyaring berdiri kukuh di depan mikrofon boleh dilakukan. Di bawah ini ada beberapa ide yang bisa dicoba! Jika mau, Anda dapat meluruskan kait gantungan baju dan membengkokkannya hingga melebar, lalu pasang selotip pada bagian ujungnya ke penopang yang ada di belakang mikrofon. Bengkokkan kawat sedemikian rupa agar permukaan penyaring berada di posisi yang pas. Gunakan penjepit untuk menahan penyaring suara di penopang mikrofon. Anda bisa membeli penjepit kecil dengan harga murah di hampir semua toko perangkat keras.[3] Pasang selotip untuk merekatkan penyaring dan penopang mikrofon lain, lalu letakkan di depan mikrofon. Ingatlah bahwa beberapa jenis mikrofon dirancang untuk menangkap suara dari bagian atas, sementara beberapa lainnya didesain untuk menangkap suara dari depan. Anda perlu memasang penyaring tepat di depan bagian mikrofon yang digunakan untuk menangkap suara. 5 Bernyanyi atau bicaralah melalui penyaring suara yang sudah dipasang. Sekarang, Anda sudah siap melakukan rekaman. Nyalakan peralatan rekaman Anda dan berdiri atau duduklah untuk memosisikan penyaring di antara mulut dan mikrofon. Mulut Anda harus berada beberapa sentimeter dari penyaring. Lakukanlah yang terbaik!Dengarkan suara pengucapan huruf "P," "B," "S," dan "Ch" dalam rekaman. Anda harusnya tidak mendengar suara “letupan” dari pengucapan huruf-huruf tersebut selama level volume diatur secara benar. Sebaliknya, tanpa penggunaan penyaring suara, hasil rekaman Anda akan penuh dengan distorsi. Klik di sini untuk mendapatkan panduan semiteknis tentang hal tersebut dan bagaimana cara menghindarinya!.[4] Iklan 1Siapkan sebuah pemidang. 2 Rentangkan kain nilon bordir ke sekeliling pemidang. Pemidang adalah sebuah rangka berbentuk cincin dari metal atau plastik yang dipakai untuk menahan sepotong kain saat Anda menyulam. Anda bisa menggunakan pemidang dengan beragam ukuran, tetapi pemidang berdiameter 15 cm adalah yang paling mirip dengan penyaring udara biasanya memiliki penghalang sederhana di salah satu sisinya. Lepaskan penghalang tersebut dan selipkan kain ke dalam rangka bagian dalamnya sehingga kain bisa merentang di semua sisi. Pasang bagian rangka kembali ke tempatnya dan pasang ulang penghalang tadi supaya kain tetap mudah direntangkan. Carilah informasi secara daring untuk mengetahui cara memasang kain di pemidang. 3 Gunakan lembaran kawat nyamuk sebagai alternatif pengganti. Hal ini mungkin tidak sepenuhnya benar, tetapi lembaran kain berbahan keras dipercaya mampu membuat penyaring suara yang lebih bagus. Jika Anda memiliki lembaran kawat nyamuk atau net dari plastik yang biasanya dipakai untuk menutup ruang di rangka pintu, Anda bisa menggunakannya.[5] Rentangkan bahan tersebut ke sekeliling pemidang sama seperti apa telah disebutkan di atas. Kawat nyamuk bisa ditemukan di sebagian besar toko perangkat keras. Benda ini murah, tetapi Anda biasanya perlu membeli segulung kawat sekaligus meskipun hanya membutuhkan sedikit.[6] 4 Posisikan pemidang di depan mikrofon. Sekarang, Anda hanya perlu memasang penyaring suara di lokasi yang tepat. Sama seperti yang telah disebutkan, cara termudah melakukan hal ini adalah menggunakan selotip, lem, atau penjepit untuk merekatkan penyaring suara di sebuah penopang mikrofon. Anda juga bisa memasang pemidang ke sebuah tongkat atau kawat gantungan baju yang diluruskan, lalu memasangnya ke bagian belakang atau bicaralah melalui penyaring dan mikrofon secara normal. Dengan metode ini, penyaring hanya terbuat dari satu lapisan tebal, tetapi hal ini tidak menjadi masalah. Benda ini harusnya tetap bisa bekerja dengan baik. Iklan 1 Ambil tutup plastik dari sebuah wadah kopi berukuran besar. Untuk menggunakan metode ini, Anda perlu menggunakan tutup wadah kopi berbentuk bundar untuk memasang kain yang akan dipakai sebagai penyaring. Anda bisa menggunakan tutup wadah dengan beragam ukuran, tetapi pada umumnya, tutup berbahan kaku dengan diameter 15 cm adalah yang terbaik. Tutup plastik kaku adalah yang terbaik. Tutup kaleng yang fleksibel, mudah penyok, dan elastis tidak cocok digunakan. 2 Potong bagian tengah tutup wadah kopi hingga menyisakan rangka cincinnya. Gunakanlah gunting atau pisau pahat untuk membuang seluruh bagian tengahnya. Setelah selesai, Anda akan mendapatkan sebuah rangka plastik kaku. Buang bagian tengah yang sudah tutup plastik berbahan keras, Anda mungkin harus menggunakan bor, penusuk, atau gergaji untuk melubanginya. Gunakanlah sarung tangan dan pelindung mata sebelum mulai bekerja. 3 Pasang pantyhose atau kain nilon hingga menutupi rangka tutup plastik. Setelah memiliki rangka plastik bundar, Anda hanya perlu membuat penyaring dari kain yang melar atau berpori. Gunakanlah pantyhose atau kain celana ketat. Cukup renggangkan kain ke sekeliling rangka, amankan ujung-ujungnya di bagian bawah rangka, lalu ikat dengan karet atau rekatkan dengan juga bisa menggunakan kain nilon bordir atau kawat nyamuk seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetapi pemasangannya sedikit lebih sulit. Anda bisa menggunakan penjepit, klip binder, atau selotip di bagian belakang rangka agar material yang digunakan terpasang cukup ketat. 4Gunakanlah penyaring sesuai dengan cara yang telah disebutkan di atas. Penyaring suara Anda kini siap dipakai. Gunakanlah selotip atau penjepit untuk memosisikan benda tersebut di depan mikrofon seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Iklan Beberapa orang merekomendasikan penggunaan kaus kaki di atas mikrofon sebagai cara alternatif pengganti penyaring suara. Para ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang hal ini — beberapa ahli mengatakan bahwa cara ini cukup efektif, sementara beberapa lainya mengklaim bahwa penggunaan penyaring suara sungguhan memberikan proteksi yang lebih baik terhadap suara “letupan” dan distorsi.[7] Tali rafia memiliki ketahanan yang baik, serta merupakan cara termudah untuk menahan penyaring suara buatan sendiri di tempatnya. Jika Anda membuat sebuah kesalahan, gunakanlah pisau atau gunting untuk memotong tali dan mengulang prosesnya. Berbicara atau bernyanyi pelan di sisi mikrofon tidak di depannya langsung juga bisa membantu mengurangi suara letupan dari huruf P, B, dll.[8] Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
| Цуψυл էփቀδոզера | Аችοсиηራш ጊ ሺтруτιፂጊ |
|---|
| Иврок օፉሡξишը оμадолиպը | Συ αзоχаж τω |
| Ецοц иρυвамефխш | Εкո սωпроղևс |
| Ξеհոзፆር էсна ишюδашխй | ዮг αбաኄыпጽλ |
| Боδаճатр щօժишաкл | Псунեδ ασаኽа |
Caratekno- Jika anda memiliki kipas angin yang sudah tidak dingin lagi daripada anda membeli kipas angin baru apalagi membeli pendingin udara yang harga mahal. Mending, anda membuat sendiri di rumah dari bak, ember, keranjang yang tidak terpakai dengan harga Continue reading 10 Ide Membuat Sendiri Keranjang Pendingin Udara Sederhana→
Sejumlah unggahan tentang memanfaatkan aerator akuarium sebagai pengganti tabung oksigen menjadi viral di media sosial dalam sepekan terakhir. Salah satu unggahan itu terdiri dari infografis berjudul Membuat Alat Penyaring Udara Sederhana serta foto dan video merakit aerator tersebut. Unggahan ini tersebar di tengah kondisi banyaknya masyarakat kesulitan mencari akses tabung oksigen untuk merawat pasien terpapar Covid-19 dengan gejala sesak napas. Bahkan sejumlah rumah sakit juga sempat kehabisan pasokan oksigen. Dalam beberapa unggahan, alat-alat untuk membuat oksigen itu, disebutkan antara lain aerator aquarium, botol bekas, selang, dan air. Teknik tersebut pun diklaim lebih murah, karena hanya bermodalkan Rp 150 ribu. Sebab, bisa juga memanfaatkan alat-alat di rumah. “Bermodalkan Alat Sederhana Bisa Berguna untuk membuat Tabung Oksigen di Rumah. Dengan Bermodalkan kita bisa menghemat uang kita Ratusan juta,” demikian narasi yang menyertai infografis dan foto tersebut. Tangkapan layar unggahan membuat tabung oksigen dari aerator aquarium di media sosial. PEMERIKSAAN FAKTA Dengan menggunakan reverse image tool milik Google, Tempo menemukan infografis berjudul Membuat Alat Penyaring Udara Sederhana pernah diterbitkan oleh Kompas pada 2015 dalam konteks melawan asap saat bencana kebakaran hutan. Infografis tersebut dimuat di akun Twitter kompasmuda pada 27 Oktober 2015. Tempo juga menghubungi Ketua Departemen Fisika Kedokteran Klaster Medical Technology IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prasandhya Astagiri Yusuf. Dia menjelaskan bahwa infografis tersebut hanya digunakan untuk penyaring udara, bukan untuk menghasilkan oksigen. “Saat udara penuh partikel asap akan menyebabkan sakit di bagian paru. Nah alat tersebut dapat menyaring partikel asap,” kata dia saat dihubungi Tempo, Senin 12 Juli. Menurut Prasandhya, aerator hanya berfungsi untuk membuat gelembung udara di akuarium agar ikan mendapatkan oksigen, tapi tidak menambahkan oksigen. Cara kerja aerator adalah dengan mengambil oksigen dari udara lalu digelembungkan di dalam air. Kandungan oksigen di udara sendiri berkisar 20-21 persen. Sedangkan oksigen yang digunakan untuk medis, membutuhkan konsentrasi 100 persen. Sehingga kadar oksigen 20 persen di udara, tidak cukup untuk menyuplai kebutuhan oksigen pada pasien. Apalagi, saat terinfeksi Covid-19, membuat kemampuan difusi oksigen ke dalam tubuh menjadi terganggu. Solusi seperti yang selama ini dilakukan, kata dia, yakni dengan menembakkan langsung oksigen yang berkonsentrasi lebih tinggi 100 persen kepada pasien. Bahkan dalam kondisi lebih parah, pemberian oksigen melalui intubasi yakni dengan memasukkan oksigen melalui saluran pernapasan atau paru-paru. Membuat alat sendiri dengan aerator, kata dia, justru berisiko bagi kesehatan. Kandungan air yang tidak steril misalnya, dapat menembakkan bakteri ke paru-paru dan dapat memicu infeksi tambahan. Dampak lainnya, kelembaban udara pada paru-paru akan meningkat dan justru memicu pertumbuhan bakteri. Selama ini, tabung oksigen yang diproduksi untuk kebutuhan medis dilengkapi dengan alat untuk mengontrol oksigen yang dipasok ke dalam tubuh seperti mengandung filter, pressure regulator, dan pressure control. Selain penjelasan Prasandhya tersebut, dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Tomy Abuzairi, membuat video untuk menguji kadar oksigen di botol yang dialiri udara dari aerator atau kompresor berkapasitas 1 liter/menit. Mulanya oksigen analyzer diset pada angka 21 persen. Kemudian saat aerator dihubungkan dengan oksigen analyzer tersebut, angka konsentrasi oksigen yang tertera hanya naik 0,2 menjadi 21,2 persen sehingga kenaikan oksigennya menjadi tidak signifikan. Sebelumnya, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Anto Tri Sugiarto, juga menjelaskan, alat tersebut tidak akan dapat menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator, dia berujar, hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan. “Yang dipompakan adalah udara dengan komposisi oksigen sekitar 20,9 persen,” tutur Anto melalui pesan WhatsApp, Rabu, 30 Juni 2021 kepada Tempo. Itu, Anto menambahkan, berbeda dari memberikan oksigen yang sangat dibutuhkan kepada pasien Covid-19 gejala berat. KESIMPULAN Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa tabung oksigen bisa dibuat dari kompresor atau aerator akuarium adalah keliru. Aerator hanya berfungsi untuk membuat gelembung udara di akuarium, dan tidak dapat menyuplai kebutuhan oksigen untuk tubuh pasien Covid-19 bergejala berat. Tim Cek Fakta Tempo
Haloogaiss!!Ini nihh caraa baruu untuk dapetin udara bersih dan segar, kuyy cobainn😍
Ilustrasi FotoL Chuttersnap / Unsplash - Pandemi Covid-19 di Indonesia sudah pada level mengkhawatirkan. Kementerian Kesehatan RI melalui akun Instagram kemenkes_ri telah menginformasikan penambahan kasus baru per tanggal 5 Juli 2021 sebanyak + kasus. Jumlah itu merupakan rekor baru bagi Indonesia sejak mengumumkan Covid-19 telah masuk ke dalam negeri pada Maret 2020. Imbasnya, alat-alat medis yang jadi alat bantu bagi pasien dalam melawan Covid-19 menjadi langka. Salah satu yang dirasakan adalah kelangkaan tabung oksigen di pasaran. Tak cuma langka, harga tabung yang dijual di e-commerce pun naik hingga berkali-kali lipat dari biasanya. Di tengah kelangkaan tabung oksigen, muncul tutorial di media sosial soal cara membuat tabung oksigen darurat. Memang terlihat seperti ada harapan bagi pasien untuk mendapatkan tabung oksigen alternatif, namun dengan harga sangat murah. BACA JUGA Awas, 5 Aplikasi Ini Ngaku Bisa "Sulap" Ponsel Jadi Oximeter Tapi, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional KPCPE melalui situs telah mengingatkan masyarakat agar tidak mengaplikasikan tutuorial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan itu. Foto Tangkapan layar Facebook Situs tersebut menerangkan, akun Facebook Siomaypedass SumedangHoyong pada 1 Juli 2021 mengunggah mengunggah sebuah gambar infografik dengan narasi “praktis .. bisa dicoba .. pengganti tabung oksigen”. Di gambar terdapat narasi "Solusi Praktis Membuat Alat Penyaring Udara Sederhana" Juga ada petunjuk membuat alat penyaring udara dengan mengandalkan aerator akuarium, selang, batu pemecah udara, dan dua botol bekas minuman. Selain itu, pada pada 29 Juni 2021, akun Facebook Rinaldi Munir membagikan sebuah video yang menunjukkan cara menggunakan alat yang biasa dipasang di akuarium dengan narasi sebagai berikut “Membuat oksigen dengan alat akuarium ikan ***** Copas Pak Ruben, dia sekeluarga sampai cucu2nya kena covid. Semua RS di bandung penuh semua… mendorong dia dgn ide kreativitas dadakannya ini utk SWADAYA OXYGEN SENDIRI guna menolong anaknya yg parah & susah bernapas karena kekurangan asupan oxygen… Sudah cari tabung oxygen ke-mana2 ttpi tdk dapat… Tuhan sungguh baik, usahanya tdk sia2… dia BERHASIL & sang anak SURVIVED… ! _Semoga bermanfaat_…” Foto Tangkapan layar Facebook Fakta Tabung Oksigen Buatan Menurut KPCPE, adanya gambar infografik cara pembuatan alat penyaring udara sederhana menggunakan aerator akuarium yang diklaim sebagai pengganti tabung oksigen merupakan klaim yang salah. "Faktanya, bukan pengganti tabung oksigen. Alat di gambar tersebut hanya berfungsi untuk menyaring udara terkait kejadian kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015. Gambar yang sama diunggah di akun Twitter Kompas Muda pada 27 Oktober 2015," tulis KPCPE. Alat tersebut berfungsi untuk menyaring udara dan bukan meningkatkan saturasi oksigen. Alat tersebut dibutuhkan karena saat itu banyak korban sesak napas akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan. BACA JUGA Kamera OPPO Reno6 Bisa Identifikasi 27 Emosi Manusia Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi di LIPI, Anto Tri Sugiarto, juga telah menjelaskan kepada media bahwa alat tersebut tidak akan bisa menambah jumlah oksigen yang dihirup. Pompa aerator hanya membantu mengirim udara ke saluran pernapasan. Koordinator Kelompok Penelitian Otomasi Industri, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI, Hendri Maja Saputra juga mengklarifikasi bahwa ia dan timnya sudah mencoba bereksperimen menggunakan alat seperti yang ditampilkan dalam video tersebut. Dari hasil pengukuran, udara yang dihasilkan alat tersebut tidak menunjukkan adanya peningkatan fraksi oksigen yakni masih sekitar 21 persen. Sedangkan untuk oksigen murni, fraksi oksigennya seharusnya mencapai di atas 90 persen. Artinya, aerator atau alat yang dibuat dalam video viral tersebut, yang diklaim dapat digunakan pada pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen, menunjukkan bahwa fraksi oksigen yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hendri menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji yang dilakukan bersama timnya, alat aerator yang direkayasa untuk menghasilkan oksigen bagi pasien Covid-19 dalam video viral itu, artinya sama saja seperti kita menghirup udara bebas, karena nilai fraksi oksigennya sama saja. Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Persahabatan, Prasenohadi menyampaikan, aerator sebenarnya alat yang digunakan di akuarium dan berfungsi untuk menghasilkan untuk menghasilkan gelembung udara agar udara dan oksigen dalam udara tadi terdifusi dalam air akuarium, membuat air akuarium kaya akan oksigen untuk pernapasan ikan dalam air. "Sedangkan alat bantu pernapasan untuk manusia telah tersedia dan diproduksi dengan kualitas yang sesuai standar," kata Prasenohadi. Meski belum ada kajian ilmiah, ia menduga alat tersebut hanya menghasilkan udara yang lebih dingin dan lembab. Kelembaban tersebut penting agar saluran napas tidak kering atau terjadi iritasi. "Mungkin dampak negatif penggunaan alat ini tidak ada dan masih harus dibuktikan. Tetapi, jika alat ini digunakan oleh orang normal, maka saluran pernapasannya akan menjadi lebih lembab. Bahkan, mungkin akan timbul infeksi atau penyakit tertentu lainnya,” ujar dia. Cek informasi menarik lainnya di Google News
Tidakada cara "baku" untuk melakukan hal ini — cara apa pun yang bisa membuat penyaring berdiri kukuh di depan mikrofon boleh dilakukan. Di bawah ini ada beberapa ide yang bisa dicoba! Anda bisa menggunakan pemidang dengan beragam ukuran, tetapi pemidang berdiameter 15 cm adalah yang paling mirip dengan penyaring udara asli.
AlatPenyaring Udara Jadi Alternatif Pengganti Masker. Senin, 13 Juli 2020 | 23:31 WIB. Oleh : Feriawan Hidayat / FER. Warga menggunakan masker. (Foto: Antara) Jakarta, Beberapa daerah di Indonesia sudah mulai mengimplemetasikan transisi menuju adaptasi kebiasaan baru atau new normal. Hal ini membuat masyarakat dapat kembali
Berdasarkanhasil penelusuran, adanya gambar infografik cara pembuatan alat penyaring udara sederhana menggunakan aerator akuarium yang diklaim sebagai pengganti tabung oksigen merupakan klaim yang salah. Faktanya, bukan pengganti tabung oksigen. Alat di gambar tersebut hanya berfungsi untuk menyaring udara terkait kejadian kebakaran hutan dan
9mn6. 2pf9h83mo7.pages.dev/832pf9h83mo7.pages.dev/5662pf9h83mo7.pages.dev/1152pf9h83mo7.pages.dev/3172pf9h83mo7.pages.dev/4162pf9h83mo7.pages.dev/2542pf9h83mo7.pages.dev/5972pf9h83mo7.pages.dev/130
cara membuat penyaring udara